Profil Desa Kertasinduyasa
Ketahui informasi secara rinci Desa Kertasinduyasa mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Menilik Desa Kertasinduyasa di Jatibarang, Brebes, pusat Sate Blengong dan pertanian padi yang subur. Profil ini mengupas tuntas potensi ekonomi, tata kelola pemerintahan desa, kehidupan sosial budaya, serta tantangan pembangunan di salah satu desa vital
-
Pusat Warisan Kuliner
Kertasinduyasa merupakan salah satu pusat kuliner Sate Blengong, sebuah hidangan khas Brebes yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional
-
Struktur Agraris yang Kuat
Mayoritas wilayah desa didominasi oleh lahan sawah produktif yang menjadi penopang utama perekonomian dan ketahanan pangan lokal
-
Pemerintahan Adaptif
Pemerintah desa secara aktif mengelola anggaran dan program pembangunan, termasuk melalui alokasi Dana Desa yang terencana untuk infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat, sebagai respons terhadap tantangan sosial-ekonomi

Kertasinduyasa, sebuah desa yang membentang di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menampilkan perpaduan khas antara kehidupan agraris yang subur dengan warisan budaya dan kuliner yang mengakar kuat. Dikenal luas sebagai salah satu kantong produsen Sate Blengong yang legendaris, desa ini menapaki jalan pembangunan dengan bertumpu pada kekuatan komunitas, pemerintahan yang aktif dan potensi ekonomi lokal yang terus menggeliat.
Berada strategis di jalur vital Pantura, Desa Kertasinduyasa menjadi saksi bisu denyut perekonomian dan sosial yang tak pernah berhenti. Dengan kearifan lokal yang terjaga dan semangat adaptasi terhadap tantangan zaman, Kertasinduyasa menyajikan potret desa Jawa Tengah yang dinamis, berupaya menyeimbangkan tradisi dengan tuntutan modernitas untuk kesejahteraan warganya.
Sejarah dan Tata Wilayah: Jejak Para Pendiri di Tanah yang Subur
Secara etimologis, nama Kertasinduyasa menyimpan jejak sejarah para tokoh pendirinya. Nama ini merupakan gabungan dari dua nama tokoh masyarakat yang sangat dihormati pada masanya, yaitu Kyai Kerta dan Kyai Sindu. Penyatuan nama ini menjadi simbol persatuan dan penghormatan terhadap leluhur yang telah membuka dan membangun wilayah ini, meletakkan dasar-dasar sosial dan budaya bagi generasi penerus.
Desa Kertasinduyasa secara geografis terletak pada koordinat 6°57′21″ Lintang Selatan dan 109°3′33″ Bujur Timur. Desa ini memiliki lokasi yang cukup strategis, berjarak sekitar 10 kilometer dari ibukota Kabupaten Brebes. Secara administratif, wilayah desa terbagi menjadi beberapa pedukuhan atau dusun, antara lain Sinduketen, Tramalo dan Tajug, yang masing-masing memiliki karakteristik permukiman dan sosialnya sendiri.
Dengan luas wilayah mencapai 150,71 hektar atau sekitar 1,51 km², Kertasinduyasa memiliki struktur penggunaan lahan yang didominasi oleh sektor pertanian. Berdasarkan data tahun 2015, sekitar 113,21 hektar merupakan lahan sawah, sementara sisanya seluas 37,50 hektar ialah lahan bukan sawah yang mencakup pekarangan, permukiman, dan fasilitas umum. Dominasi lahan sawah ini mengukuhkan identitas Kertasinduyasa sebagai desa agraris.
Batas-batas wilayah Desa Kertasinduyasa secara jelas terdefinisi sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Kendawa dan Desa Pamengger.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Jatibarang Lor.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Jatibarang Lor.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Janegara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes tahun 2020, jumlah penduduk Desa Kertasinduyasa tercatat sebanyak 5.994 jiwa. Dengan luas wilayah 1,51 km², maka kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 3.970 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk sebuah wilayah pedesaan, menandakan area permukiman yang padat dan menjadi tantangan tersendiri dalam penataan ruang dan penyediaan layanan dasar.
Perekonomian Desa: Sate Blengong, Pertanian, dan Tantangan Kesejahteraan
Perekonomian Desa Kertasinduyasa digerakkan oleh beberapa sektor utama, dengan pertanian dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggungnya. Mata pencaharian penduduknya beragam, mulai dari bertani, wiraswasta, beternak, hingga menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan anggota TNI/Polri. Fenomena merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta juga menjadi salah satu strategi ekonomi bagi sebagian warga.
Potensi terbesar yang mengangkat nama Kertasinduyasa di kancah regional, bahkan nasional, ialah kuliner Sate Blengong. Blengong, unggas hasil persilangan antara bebek dan mentok, menjadi bahan baku utama sate yang memiliki tekstur daging unik dan cita rasa khas. Popularitas sate ini semakin meroket setelah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2023. Meskipun belum teridentifikasi sentra industri besar di dalam desa, banyak warga secara turun-temurun menggeluti usaha ini, baik sebagai penjual maupun pemasok, menjadikan Kertasinduyasa sebagai salah satu rujukan utama bagi para penikmat kuliner ini.
Selain Sate Blengong, desa ini juga dikenal dengan produksi Kerupuk Krambak dan tempe. Kerupuk Krambak, yang terbuat dari kulit kerbau, merupakan camilan gurih dan renyah yang memiliki pasar tersendiri. Usaha ini, meski seringkali berskala rumahan, turut memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan keluarga. Berbagai program pendampingan dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), seperti sosialisasi UMKM dan re-packaging produk, telah dilakukan untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing produk-produk lokal ini.
Sektor pertanian tetap menjadi fondasi utama. Dengan lahan sawah seluas lebih dari 113 hektar, mayoritas petani di Kertasinduyasa fokus pada budidaya padi. Keberadaan Sungai Kendawa dan saluran irigasi teknis menjadi faktor pendukung vital bagi keberlangsungan aktivitas pertanian. Upaya pemetaan penggunaan lahan yang pernah diinisiasi oleh mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro pada tahun 2022 menunjukkan pentingnya data spasial yang akurat untuk optimalisasi lahan pertanian dan mitigasi risiko, seperti banjir.
Di sisi lain, Desa Kertasinduyasa menghadapi tantangan sosial-ekonomi yang cukup serius. Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2019 mengenai evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) di desa ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat masih berada dalam kategori ekonomi menengah ke bawah. Data dari Politeknik Harapan Bersama Tegal menyebutkan, dari sekitar 6.571 jiwa penduduk, sekitar 1.512 orang terdata sebagai penerima bantuan sosial. Program-program seperti PKH, Bantuan Sosial Pangan (BSP), dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) menjadi jaring pengaman sosial yang penting bagi warga. Pemerintah desa dan lembaga terkait terus berupaya memastikan penyaluran bantuan ini tepat sasaran, bahkan dengan mengembangkan aplikasi berbasis web untuk mempermudah pengelolaan data penerima bantuan.
Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan
Roda pemerintahan di Desa Kertasinduyasa berjalan secara aktif, ditandai dengan perencanaan pembangunan yang terstruktur melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Dokumen Peraturan Desa Kertasinduyasa Nomor 12 Tahun 2024 tentang APBDes Tahun Anggaran 2025 menjadi bukti konkret adanya perencanaan yang transparan dan akuntabel. Dalam peraturan tersebut, pemerintah desa di bawah kepemimpinan Kepala Desa, menetapkan alokasi dana untuk berbagai sektor yang menjadi prioritas.
Fokus utama pembangunan desa, sebagaimana tercermin dalam dokumen tersebut, meliputi penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Penekanan diberikan pada pemanfaatan Dana Desa yang bersumber dari APBN untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Prioritas penggunaan dana ini sejalan dengan peraturan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, yang menekankan pada program-program padat karya, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Secara praktis, implementasi dari APBDes ini terlihat dalam berbagai kegiatan di tingkat desa. Kegiatan "Jum`at Bersih" yang secara rutin dikoordinasikan oleh pemerintah kecamatan dan dilaksanakan di Kertasinduyasa, menunjukkan adanya sinergi dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung juga beberapa kali menyasar wilayah sekitar, yang turut memberikan dampak positif bagi infrastruktur dan semangat gotong royong warga.
Pemerintah Desa Kertasinduyasa juga menunjukkan sikap responsif terhadap aduan dan aspirasi masyarakat. Laporan warga melalui platform seperti "LaporGub!" mengenai isu ketertiban umum, seperti parkir liar, ditindaklanjuti dengan koordinasi bersama dinas terkait di tingkat kabupaten. Hal ini mengindikasikan bahwa mekanisme kontrol sosial dan pelayanan publik telah berjalan, menciptakan interaksi dua arah antara pemerintah dan warganya.
Kehidupan Sosial, Budaya, dan Pendidikan
Masyarakat Desa Kertasinduyasa memegang teguh berbagai tradisi dan budaya warisan leluhur. Beragam upacara adat yang masih lestari hingga kini menjadi penanda siklus kehidupan dan kalender budaya masyarakat. Beberapa di antaranya yakni tebus weteng (upacara tujuh bulanan kehamilan), puputan (syukuran lepasnya tali pusar bayi), muludan (peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW), unggahan (tradisi menyambut bulan puasa), dan Rebo Wekasan (ritual pada hari Rabu terakhir di bulan Safar). Kesenian tradisional seperti terbangan (musik rebana) dan jaran lumping juga masih kerap ditampilkan dalam berbagai perayaan desa.
Kehidupan beragama yang rukun menjadi salah satu pilar utama harmoni sosial. Keberadaan masjid-masjid, seperti Masjid Baituttuqo, tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat.
Di sektor pendidikan, Desa Kertasinduyasa telah memiliki fasilitas pendidikan dasar yang memadai. Salah satu lembaga pendidikan formal yang tercatat dalam data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah SD Negeri Kertasinduyasa 02. Sekolah yang beralamat di Jalan Sindukerten Utara Nomor 40 ini memiliki 6 ruang kelas dan telah terakreditasi B. Keberadaan sekolah ini menjadi vital dalam upaya pemenuhan hak atas pendidikan dasar bagi anak-anak di desa. Selain itu, terdapat pula lembaga pendidikan anak usia dini seperti TK Tahfidz Insan Syaamil Jatibarang, yang memberikan fondasi pendidikan agama dan umum sejak dini.
Meskipun fasilitas pendidikan dasar telah tersedia, peningkatan kualitas dan akses ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi tetap menjadi perhatian. Program Keluarga Harapan (PKH) turut berperan dalam hal ini, di mana salah satu komponen bantuannya ditujukan untuk mendukung biaya pendidikan anak dari keluarga kurang mampu di tingkat SD, SMP, hingga SMA.
Untuk layanan kesehatan, masyarakat umumnya mengakses fasilitas yang ada di tingkat kecamatan, seperti Puskesmas Jatibarang. Namun di tingkat desa, kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan kesehatan dasar, terutama bagi ibu hamil, balita, dan lansia. Kegiatan Posyandu yang rutin dilaksanakan menjadi ujung tombak dalam upaya pencegahan stunting dan pemantauan kesehatan masyarakat.
Menyongsong Masa Depan
Desa Kertasinduyasa, Kecamatan Jatibarang, adalah sebuah entitas yang kompleks dan dinamis. Di satu sisi, desa ini diberkahi dengan lahan pertanian yang subur dan warisan kuliner bernilai tinggi yang berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi yang lebih besar. Di sisi lain, tantangan seperti kemiskinan, kebutuhan akan peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan optimalisasi tata kelola sumber daya alam masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dihadapi bersama.
Dengan fondasi pemerintahan yang berjalan, semangat komunitas yang kuat, dan identitas budaya yang jelas, Kertasinduyasa memiliki modal sosial yang kokoh. Kunci untuk melangkah maju terletak pada kemampuan untuk terus berinovasi, memperkuat sinergi antara pemerintah desa, pelaku usaha lokal, dan seluruh elemen masyarakat, serta mengadaptasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan. Desa ini bukan sekadar titik di peta Kabupaten Brebes, melainkan sebuah denyut kehidupan yang terus berjuang, bertumbuh, dan melestarikan warisannya untuk masa depan yang lebih cerah.